Senin, 16 November 2015

Cerita hari ini



Masa Laluku, Masa Depanmu
seri pembuka
Ku untai kata di setiap goresan pena, tentang cinta ku di setiap detik. Bukti cinta yang terus bertumbuh melewati ukiran cerita seorang pemilik masa muda, mengajaknya untuk berbagi cerita pada engkau wahai sang muda. Begitu kejamnya setapak cinta jika dilewati tanpa pemikiran yang matang. Tiada wadah aku memperingati mu hanya lewat coretan tangan tempat ku berbagi dan di dalam doa aku berharap engkau menjadikan masa mudamu berarti. Namun di ujung cerita tetap terasa kasih Tuhan yang tak berujung, menyertai aku, sang pemilik masa muda itu hingga waktupun menjadi uban.
Di sudut kehidupan, berdiri kokoh sebuah gubuk kecil penuh kasih dan sayang yaitu keluarga. Ketika aku terlahir di tengah ruang yang disebut keluarga, nada-nada ucapan syukur seringku lantunkan kepada Tuhan yang begitu baik padaku. Aku terlahir berdampingan dengan sosok yang ku sebut adik dan aku dituntun kearah panah kebaikan oleh seorang ibu dan di setiap hari aku dikenyangkan dengan aturan, perilaku dan sikap kehidupan yang baik dari pribadi yang ku sanjung yaitu ayah.
Namun waktu mengubah aku ketika separuh dari hidupku hilang. Seperti kiasan dunia yang berkata “kehormatan sebuah keluarga adalah ayah”, dan itu pergi dariku. Hari berganti hari, kini dunia merubah pribadiku.
Aku menjadi seorang pemuda yang tak pernah mengenal kebaikan. Pribadiku menjadi pribadi yang alergi mengkonsumsi aturan, lingkungan membawa aku ke sebuah komunitas yang selalu ingin disanjung, komunitas muda yang penuh dengan kebebasan. Komunitas yang sering diwarnai dengan aksi mabuk-mabukan. Perubahanku menciptakan satu pernyataan ketika aku ditegur yaitu setiap teguran dan nasihat ibu adalah hal yang kuanggap kampungan dan beranggap ibuku kolot.
Satu hal yang telah kulupa, bahwa ketika aku berubah menjadi pemberontak bahkan ketika aku mengabaikan nasihat seorang ibu, aku telah berada dalam proses penghancuran masa mudaku. Kelakuanku membuatku tak mampu mendengar bisikan kebaikan. Segala hal buruk ku coba lalui di masa mudaku yang kini menyisahkan bait-bait penyesalan.
Dalam setiap baris kisahku ini, aku ingin engkau mempelajari semua yang menjadi nasihat dan mengubah arah langkahmu ke jalan yang lebih baik saat engkau berada pada jalan yang sama, yang pernah aku lalui, wahai engkau sang muda-mudi.
Hari ini ku awali kisah cintaku di masa muda, kisahku yang akan mengajari dunia muda agar segera berpaling dari tikungan-tikungan cinta yang dihiasi nafsu. Aku membisu dari semua aktifitas saat mengenal sosok yang disebut “ma comblang”,yang membisikan cinta seorang gadis terhadap aku. Suatu hubungan tanpa perhatian yang jelas dan perasaan yang pastipuun berdiri kokoh di celah hidupku. Setelah ma comblang membangun jembatan yang kokoh, yang menghubungkan cinta ku dengan si dia, kebanggaan menjadi milikku. Aku merasa mampu dan hebat saat berada bersama si dia di ruang asmara. Hanya ingin seperti layaknya muda-mudi yang merasakan apa itu pacaran, kini itu yang aku rasakan tanpa menyinggahkan pikiran pada hal-hal yang lebih berarti.
Dan hubungan cinta antara aku dan si dia, kini ku bangun tanpa ungkapan rasa sayang.
Bersambung…